TUGAS INDIVIDU
Persaingan sengit antara para penyedia layanan kartu selurer tampaknya sudah memasuki suatu demensi baru. Perang tarif dan perang ikon menjadi sesuatu yang lumrah, dan lagi-lagi masyarakat yang menjadi tujuan peperangan tersebut. Fren, salah satu penyedia layanan kartu seluler beberapa waktu lalu mengeluarkan sebuah iklan yang menampilkan seorang wanita hanya mengenakan daun dan ditemani beberapa pria yang juga hanya mengenakan daun.
Setidaknya ada 2 hal di iklan itu yang menjadi bahan perdebatan :
1. Iklan ini menempatkan seorang wanita muda hanya mengenakan daun, dan ada tiga pria yang juga hanya mengenakan daun di belakangnya. Iklan ini tidak mendidik. Iklan ini jelas termasuk iklan yang mengeksploitasi seksual. Apa salahnya bila wanita dan tiga pria itu mengenakan pakaian yang pantas?
2. YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) juga mempermasalahkan slogan dari Fren, “Nelpon Pake Fren Bayarnya Pake Daun”. YLKI berpendapat daun bukan merupakan alat pembayaran yang sah.
Iklan yang Beretika
AXIS (Versi : Amir " Layang-layang)
Iklan yang Tidak Seharusnya Diiklankan
Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi antara produsen atau penjual
dengan konsumen atau pemakai dengan tujuan untuk membujuk konsumen untuk
menggunakan produk dari produsen. Iklan menjadi sesuatu yang penting mengingat
makin tingginya tingkat persaingan, dan hal itulah yang menyebabkan banyak
produsen lupa atau pura-pura lupa bahwa iklan itu harus beretika. Banyak
produsen yang melanggar etika itu, dan ini adalah beberapa contohnya :
Iklan Fren (Nelpon Pake Fren Bayarnya Pake Daun)
Iklan Fren (Nelpon Pake Fren Bayarnya Pake Daun)
Persaingan sengit antara para penyedia layanan kartu selurer tampaknya sudah memasuki suatu demensi baru. Perang tarif dan perang ikon menjadi sesuatu yang lumrah, dan lagi-lagi masyarakat yang menjadi tujuan peperangan tersebut. Fren, salah satu penyedia layanan kartu seluler beberapa waktu lalu mengeluarkan sebuah iklan yang menampilkan seorang wanita hanya mengenakan daun dan ditemani beberapa pria yang juga hanya mengenakan daun.
Setidaknya ada 2 hal di iklan itu yang menjadi bahan perdebatan :
1. Iklan ini menempatkan seorang wanita muda hanya mengenakan daun, dan ada tiga pria yang juga hanya mengenakan daun di belakangnya. Iklan ini tidak mendidik. Iklan ini jelas termasuk iklan yang mengeksploitasi seksual. Apa salahnya bila wanita dan tiga pria itu mengenakan pakaian yang pantas?
2. YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) juga mempermasalahkan slogan dari Fren, “Nelpon Pake Fren Bayarnya Pake Daun”. YLKI berpendapat daun bukan merupakan alat pembayaran yang sah.
Iklan yang Beretika
AXIS (Versi : Amir " Layang-layang)
Begitu liat iklan kartu GSM AXIS versi Amir “Layang-layang”, dibanding iklan GSM yang lain, iklan Axis
versi ini lebih kreatif,tidak muluk-muluk, tidak terlalu obral janji, tidak ribet untuk dipahami karena iklannya sangat simpel, dan tidak mengejek kartu GSM lain, kalaupun ada
transaksi didalam iklannya (jual layang-layang) itu menurut saya hanya
menunjukkan kalau "si punya" iklan kompetitif dengan produk sejenis dipasar.Bagi yang mau liat / download
video iklannya bisa klik disini.
TUGAS KELOMPOK
JL.gunung sari
jl. ngagel utara
JL.gunung sari
jl. ngagel utara
ULASAN:
Gambar diatas merupakan beberapa contoh baliho di Surabaya yang tidak beretika , terlihat baliho di Jalan Ngagel utara yang terkesan ruwet dan tidak rapi, seperti spanduk
yang ditumpuk-tumpuk benar-benar membuat orang malas untuk melihatnya. Satu lagi yang di Jalan Gunung Sari kerangka reklame dibiarkan begitu saja, hal sperti itu bisa membahayakan karena jika roboh akan merugikan masyarakat sekitarnya dan pengguna jalan.
Hal-seperti
itu seharusnya bisa di antisipasi, jika mereka mematuhi etika yang
berlaku, kesadaran diri dan peningkatan ketertiban lah yang harus lebih
diperhatikan lagi. Karena keadaan seperti itu selain membahyakan juga merusak keindahan pemandangan & tatanan kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar