Assalamualikum wr., wb...
"Refreshing", "traveling", "backpacker-an" itulah yang ingin saya lakukan saat ini. Ditengah-tengah aktifitas padat yang mulai membuat saya jengah beberapa hari terakhir. Poor Me! Anak muda yang menggebu-gebu seperti saya seharusnya bekerja mengumpulkan uang untuk beli mobil, rumah atau seenggak-enggaknya gadget keluaran terbaru (nyengir kuda :D). Tapi saya malah menghabiskan sebagian besar uang saya untuk belajar, belajar apa saja, salah satunya belajar menjahit, dan belajar meresapi kehidupan dengan traveling (hahaha bahasa lebay). Bahkan belajar jahit ini juga dalam rangka supaya saya punya akses traveling keliling dunia. Berharap dan berusaha supaya bisa dapat pendapatan lebih cuma buat traveling, what???!
Gara-gara baca tulisannya Darwis Tere Liye dan salah satu buku yang ditulis oleh Prof. Rhenald Kasali (tapi saya cuma baca artikelnya aja, belum punya bukunya hahah), yang menurut rangkuman pemikiran yang saya simpulkan sendiri bahwa traveling itu bisa membentuk pola pikir dan sudut pandang seseorang menjadi lebih luas, tidak seperti katak dalam tempurung.Sebab ketika kita traveling kita gak melulu berjumpa dengan pemandangan yang berbeda dari pemandangan yang setiap hari kita lihat, tapi tidak menutup kemungkinan juga kita menemukan dan berjumpa dengan banyak budaya yang berbeda dari kehidupan kita sehari-hari, bahasa yang berbeda, dan yang berbeda-berbeda lainnya.
Tapi Hey... Hidup gak melulu soal traveling aja, sebab itu seharusnya kebutuhan tersier yang gak harus dipenuhi juga sih. Terus jangan menghalalkan segala cara juga buat traveling. Maksudnya nyari uangnya heheheh, karena traveling memang bukan kebutuhan primer yang mutlak harus dipenuhi agar bisa bertahan hidup. Jadi Lupakan kesimpulan saya mengenai tulisan Darwis Tere Liye dan Prof Rhenald Kasali saya diatas ya :D
Kembali ke Judul yang alay diatas ya. Jadinya saya pernah mengunjungi sebuah candi yang berada di bukit yang masih dikelola oleh pengelola yang sama dengan Candi Prambanan. Dan ketika sampai disana saya dibuat takjub dengan pemandangan alamnya. What a beautiful place! Saya masih kepikiran buat bikin artikel tentang Candi ini, tapi belum sempat sejak beberapa tahun silam saya terakhir kesana. (soalnya saya adalah orang yang sok sibuk dan nggak sibuk beneran, xixixi ).
To The Point aja ya langsung ke gambar-gambarnya, soalnya udah kepanjangan saya ceramahnya tadi, wkwkwkkw.
"Refreshing", "traveling", "backpacker-an" itulah yang ingin saya lakukan saat ini. Ditengah-tengah aktifitas padat yang mulai membuat saya jengah beberapa hari terakhir. Poor Me! Anak muda yang menggebu-gebu seperti saya seharusnya bekerja mengumpulkan uang untuk beli mobil, rumah atau seenggak-enggaknya gadget keluaran terbaru (nyengir kuda :D). Tapi saya malah menghabiskan sebagian besar uang saya untuk belajar, belajar apa saja, salah satunya belajar menjahit, dan belajar meresapi kehidupan dengan traveling (hahaha bahasa lebay). Bahkan belajar jahit ini juga dalam rangka supaya saya punya akses traveling keliling dunia. Berharap dan berusaha supaya bisa dapat pendapatan lebih cuma buat traveling, what???!
Gara-gara baca tulisannya Darwis Tere Liye dan salah satu buku yang ditulis oleh Prof. Rhenald Kasali (tapi saya cuma baca artikelnya aja, belum punya bukunya hahah), yang menurut rangkuman pemikiran yang saya simpulkan sendiri bahwa traveling itu bisa membentuk pola pikir dan sudut pandang seseorang menjadi lebih luas, tidak seperti katak dalam tempurung.Sebab ketika kita traveling kita gak melulu berjumpa dengan pemandangan yang berbeda dari pemandangan yang setiap hari kita lihat, tapi tidak menutup kemungkinan juga kita menemukan dan berjumpa dengan banyak budaya yang berbeda dari kehidupan kita sehari-hari, bahasa yang berbeda, dan yang berbeda-berbeda lainnya.
Tapi Hey... Hidup gak melulu soal traveling aja, sebab itu seharusnya kebutuhan tersier yang gak harus dipenuhi juga sih. Terus jangan menghalalkan segala cara juga buat traveling. Maksudnya nyari uangnya heheheh, karena traveling memang bukan kebutuhan primer yang mutlak harus dipenuhi agar bisa bertahan hidup. Jadi Lupakan kesimpulan saya mengenai tulisan Darwis Tere Liye dan Prof Rhenald Kasali saya diatas ya :D
Kembali ke Judul yang alay diatas ya. Jadinya saya pernah mengunjungi sebuah candi yang berada di bukit yang masih dikelola oleh pengelola yang sama dengan Candi Prambanan. Dan ketika sampai disana saya dibuat takjub dengan pemandangan alamnya. What a beautiful place! Saya masih kepikiran buat bikin artikel tentang Candi ini, tapi belum sempat sejak beberapa tahun silam saya terakhir kesana. (soalnya saya adalah orang yang sok sibuk dan nggak sibuk beneran, xixixi ).
To The Point aja ya langsung ke gambar-gambarnya, soalnya udah kepanjangan saya ceramahnya tadi, wkwkwkkw.
Hay... Ini saya masih di Kompleks Candi Prambanan
Pemandangan yang bakal kamu nikmati ketika kamu sampai di Candi ratu Boko.
Subhanallah, Indah Banget!
Kamu Bisa Lihat kota Jogja Dari Bukit ini loh hahah
A Beautiful and Very romantic Place ever, cocok banget kalau di pakai pemotretan Pasca Wedding nich.. (ngarep.com :p)
Mini Bus yang bakal nganterin kita dari Candi Prambanan menuju Candi Ratu Boko
Bautiful place ever, isn't it?
Bisakah kamu melihat apa yang ada di bwah sana?
Ngelihatnya dari sini nich, agak kurang menarik pendopo ini, harusnya bisa lebih oke lagi klu di pugar ya ?
Not Enough word for explain how beautiful this place.
Perkenalkan ini teman-teman saya, heheh
BeTeWe... Sebenarnya gambarnya masih banyak, tapi sepertinya tidak mungkin saya upload semua ya. Oh iya semua gambar ini saya ambil hanya menggunakan kamera saku (Digital Pocket Camera), jadi hasil gambarnya juga ala kadarnya. Saya suka foto, memfoto dan of course seneng di foto juga :D , tapi saya bukan fotografer. hanya gemes aja kalau lihat pemandangan indah tapi gak diambil fotonya. I brought my camera pocket everywhere, even when I was on sewing class.
Okay, at last hope you enjoy this.
see yaa.
Wassalamualaikum Wr., Wb.
Yuni Kartika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar