Suka Cita Ramadhan…
Adzan Maghrib hampir tiba tapi masih saja banyak orang berkerumun di
pemakaman yang saya lewati sepulang kerja tadi..
Tradisi keluarga yang masih tersisa di
jaman modern yang serba instan ini, tradisi “ nyekar “ makam anggota
keluarga
yang telah terlebih dahulu dijemput ajalnya. Kebiasaan yang dilakukan ketika
hendak memasuki bulan Ramadhan, sembari mengingat akan pesan kematian yang
selalu mengintai manusia agar ibadah puasa yang akan dijalankan semakin
khusyuk.
Suka cita Ramadhan…
Teringat dua puluh tahun yang lalu sebagai
anak kecil polos yang belum terkontaminasi teknologi secanggih sekarang, saya
selalu menyambut Ramdhan dengan suka cita. Bukan karena pahala yang konon
dilipat gandakan jika kita beribadah di bulan mulia ini, bukan juga karena
bulan ini bulan yang sangat mulia sepanjang tahun yang belum tentu kita temui
di tahun-tahun yang akan datang. Bukan, bukan karena itu, karena saat itu saya
belum tahu sama sekali mengenai keutamaan bulan ini. Yang saya tahu, kalau bulan
Ramadhan kebersamaan bersama dengan lima orang saudara saya saat buka puasa dan
saat sahur itulah yang sangat membuat hati saya sangat bahagia. Meski
kebersamaan yang terjadi ditengah-tengah keterbatasan ekonomi, makan seadanya
tetap membuat saya bahagia.. Pssstttt, dan rasa berdebar menunggu selama satu
bulan kalimat-kalimat untaian takbir juga membuat saya sangat antusias ketika
bulan Ramadhan tiba, sebab biasanya saya dapat banyak uang saku tambahan ketika
lebaran tiba, heheheheh…
Suka cita Ramadhan…
Sekarang rasanya hampir tidak mungkin
merasakan semua itu, sebab seiring dengan berjalan waktu, banyak hal yang harus
berubah mengikuti zaman. Tapi jika melihat anak-anak kakak saya yang masih
kecil dengan semangat dan girangnya ketika maghrib berangkat ke masjid atau
mushola dekat rumah berlomba-lomba menyerukan Adzan Maghrib, melihat betapa
ramainya anak-anak kecil itu menyambut Adzan Maghrib yang menandakan bahwa
mereka “boleh” makan kembali, membuat saya seolah-olah melihat diri saya dulu
sewaktu kecil. Flash back kemasa dimana masa itu tidak bisa diulang oleh diri
kita sendiri tapi masih bisa direpresentasikan lewat anak-anak kecil yang lain
yang begitu gembira menyambut datangnya bulan Mulia yang Penuh Rahmat ini, yang
mungkin akan selalu ada disepanjang zaman anak-anak seperti itu.
Bulan Ramadhan menurut saya memang special
dan wajar jika diperlakukan special, karena belum tentu tahun depan kita
bertemu dengannya lagi. Bulan Ramdhan, bulan dimana kita belum tentu menemukan
momen-momen tertentu dibulan lainnya. Momen membahagiakan seperti saya
ceritakan diatas, atau momen dimana kita bisa melihat jalan ramai dengan orang
yang berjualan takjil dan para pembelinya. Momen dimana masjid kembali ramai
didatangi para jamaah sholat, dan ketika lebaran tradisi aneh tapi menyenangkan, tradisi yang mungkin hanya ada di Indonesia yang tidak bisa saya lakukan ketika kecil adalah “TRADISI MUDIK” , yah… saya
anak perantauan sekarang …
Selamat Bersuka Cita Menyambut Bulan
Ramadahan Bulan yang Mulia ini, Bulan yang Penuh Rahmat Ini. Semoga amalan
ibadah kita selama bulan Ramdhan Diterima oleh Allah SWT…
Mohon Maaf Lahir dan Batin :)
Salam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar