Pages - Menu

MERAPI MENGAMUK



Beberapa hari ini sejak 26 oktober 2010 lalu, saya selalu mengikuti berita-berita tentang meletusnya gunung merapi di Jogjakarta. Sangat tidak menyangka bahwa merapi meletus lagi pada 4 November 2010.



Ketika membaca koran tentang perkembangan merapi kemarin pagi,tanpa terasa bulu kuduk saya jadi merinding dan sangat terenyuh, hingga tak terasa sedikit air mata jatuh, melihat gambaran kondisi setelah merapi memuntahkan isi perutnya kembali pada 4 November 2010.


Pada foto-foto dikoran nasional yang terbit tanggal 6 November 2010 itu saya melihat korban-korban yang berhasil selamat dari sergapan awan panas atau "wedhus gembel" serta mayat-mayat yang tergeletak disana-sini. Mayat-mayat ini seperti boneka plastik dimana seluruh badannya melepuh. Kondisi yang sangat mengerikan andai saya berada disana saat itu.Sedangkan korban yang berhasil selamat digambarkan sebagian wajahnya ada yang melepuh, ada yang sekujur tubuhnya melepuh, ada kakek-kakek yang kulit kepalanya seperti terbakar separo dengan rambut yang seperti leleh jadi satu. Mengerikan sungguh-sungguh sangat mengerikan.

Saya juga membaca kesaksian dari orang-orang yang selamat dari sergapan awan panas tersebut.diceritakan saat itu mereka hendak mengungsi ke tempat yang lebih aman,namun karena intruksi pemerintah yang mengatakan bahwa jarak aman semburan merapi adalah 15 km (jarak yang sebenarnya lumayan jauh dari merapi) mereka akhirnya memutuskan untuk berdiam saja di dalam rumah. Ketika satu keluarga ini sedang berkumpul,tiba-tiba dari luar terdengar suara banyak orang mengucapkan istighfar berteriak teriak memohon ampun sambil mengucapkan astaghfirulloh..astaghfirulloh. Si saksi mata ini langsung berlari ke kamarnya yang terletak di lantai 2 dan berlindung dari sergapan awan panas yang panasnya mencapai 600 derajat celcius ini di bawah tempat tidurnya.Setelah merasa aman dia keluar dengan memakai masker yang sudah dibasahi dengan air, kemudian memanggil-manggil saudara-saudaranya yang saat terakhir dia tinggal masih berada di ruang keluarga. Dia terus memanggil tapi tak ada yang menjawab satupun, ketika dia sampai di ruang keluarga dia melihat mayat-mayat saudaranya berserakan dengan kondisi tubuh melepuh,dengan kondisi ruangan yang sangat gelap pekat oleh abu-abu vulakanik yang menyesakkan pernapasan.

Pada koran nasional yang saya baca kemarin tampak juga foto sebuah tape recorder yang sampai melepuh terkena sergapan awan panas. Saya bergumam dalam hati, "Tape Recorder seperti itu saja sampai melepuh seperti itu,bagaimana dengan manusia????"

Subhanallah.....betapa kecil manusia dihadapan Allah SWT. Saya merasa sangat kecil ketika membaca kisah-kisah kesaksian orang-orang yang selamat dari musibah ini. Hanya satu gunung saja yang diletuskan olehnya sudah dapat menjadikan teror yang sangat menakutkan bagi manusia. Lalu bagaimana dahsyatnya kiamat yang digambarkan Allah bahwa gunung-gunung bagaikan kapas yang berterbangan,dan manusia bagaikan debu yang terombang-ambing. Lalu masih adakah yang patut kita sombongkan dari diri kita? Ketampanan?? Kecantika??  Kecerdasan?? Harta ?? atau apa yang patut kita sombongkan?? sungguh semua ini hanya titipan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...